Minggu, 05 Juni 2011

masalah terkini indonesia

Kamis, 06 Januari 2011 20:05 WIB

JAKARTA: Pertumbuhan ekonomi selama ini dinilai belum inklusif sehingga tidak mampu menjawab masalah masyarakat.

Kesenjangan perekonomian masih terjadi karena pemerintah dinilai belum serius berorientasi ke arah penciptaan ekonomi yang berkeadilan.

Demikan dikemukakan ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Baswir ketika dihubungi Kamis (6/1).

“Makanya, saya selalu mempertanyakan. Perekonomian tumbuh sampai 6% itu yang tumbuh siapa? Kalau yang nikmati cuma pemilik rekening Rp5 miliar ke atas, buat apa. Rakyat banyak enggak tumbuh,” ujarnya.

Dari BPS 2010, hanya turun tipis 0,12 selama lima tahun terakhir. gini pada 2010 tercatat 0,331, sementara pada 2005 di level 0,343.

Namun, juga terungkap bahwa perbaikan pendapatan hanya terjadi di perkotaan, dari 0,362 pada 2009 menjadi 0,352 pada 2010. Sebaliknya, masyarakat di pedesaan justru semakin melebar dengan gini naik dari 0,288 menjadi 0,297.

Revrisond juga mengingatkan Badan Pusat Statistik untuk tidak merekayasa - statistik terkait tingkat kesejahteraan masyarakat . Sebab, gini yang dipaparkan BPS pada 2010 sebesar 0,331, masih dalam angka moderat.

Namun, jika melihat Dana Pihak Ketiga Perbankan (DPK) terbaru, terlihat bahwa tingkat kesenjangan masyarakat masih sangat besar, jauh di atas yang terungkap dalam gini versi BPS.

Per November 2010, berdasarkan simpanan bank umum, pertumbuhan
jumlah pemilik segmen rekening terbesar (Rp5 miliar ke atas) tercatat paling sedikit, namun penambahan nilai simpanannya tercatat paling besar.

Dari sisi jumlah rekening November dibanding Oktober, kenaikan jumlah akun rekening terbesar terjadi pada segmen nominal 0-Rp100 juta, sebesar 455.937 rekening baru. Sementara segmen nominal lebih dari Rp5 Miliar paling kecil dari semua segmen, yakni 1.087 rekening.

Namun, jika dilihat dari nominalnya nilai simpanan, rekening Rp5 miliar ke atas masih menguasai 39,52% DPK. Sementara rekening di bawah Rp100 juta hanya menguasai 17,38% DPK. Rata-rata isi rekening di bawah Rp100 juta ini juga justru turun dari Rp4,13 juta jadi Rp4,12 juta per rekening. (OL-9)

http://arsipberita.com/show/ketimpangan-pendapatan-semakin-lebar-132020.html